Pages

Sabtu, 08 Februari 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PARKINSON


ASKEP PARKINSON






Disusun Oleh:

Rizki maulana
Deni .H
Nurmawati
Evi  purnama sari
Rio riyana
Tesar gema pratama
Bambang komarudin



                                                                  
PROGRAM STUDI DIPLOMA IIIKEPERAWATAN
STIKES KHARISMA KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km.1 By Pass Karawang
2013
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum,wr.wb
            Puji syukur kami panjatkan hehadirat  allah swt. Karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas Makala yang berjudul  “ Askep  Parkinson ” tepat pada waktunya. Penulisan makala ini merupakan salah satu tugas kelompok. Yang di berikan kepada kami sebagai materi kuliah yang harus di pahami dan di mengerti Maksudnya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan - kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi untuk itu kritik dan saran yang membangun semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makala kami. apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini. Maka kami selaku penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.




Wassalamu’alaikum wr.wb


Tim Penyusun





Table of Contents






BAB  I


LATAR BELAKANG

            Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).
                        Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui. Beberapa orang ternama yang mengidap Penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali (mantan peninju terkenal A.S.), Michael J FoxThe Michael J Fox Foundation For Parkinson’s Research (seorang bintang film Hollywood terkenal).
            Dari beberapa fakta yang menunjukkan data mengenai Penyakit Parkinson, hal yang menarik adalah penyakit ini belum diketahui penyebabnya secara pasti dan hanya mengacu pada prediksi faktor genetika dan lingkungan. Namun, pada perkembangan terakhir mengenai penyakit ini, ada tendency  bahwa penyakit ini deisebabkan oleh kerusakan mitokondria, organel penghasil energi di dalam sel, yang menyebabkan neuron di dalam substantia nigra otak mati atau tidak berfungsi. Studi dari Children Hospital Boston sekarang menunjukkan bahwa mutasi genetik menyebabkan bentuk herediter dari Penyakit Parkinson menyebabkan mitokondria bergerak acak keluar dari sel, meninggalkan sel tanpa ada kemungkinan menghentikan mereka. Penemuan ini muncul pada 11 November isu tentang sel.
Oleh sebab itu, pembahasan mengenai PD ini sangat menarik juga karena pengembangan dari penelitian penyakit ini selalu meningkat tiap tahunnya..




RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan Parkinson?
2.      Apa etiologi dari penyakit Parkinson?
3.      Bagaimana patofisiolgi dari penyakit Parkinson?
4.      Bagaimana tanda dan gejala penyakit Parkinson?
5.      Apa komplikasi dari penyakit Parkinson?
6.      Apa pemeriksanaan penunjang yang dipakai untuk penyakit Parkinso?
7.      Bagaimana penatalaksanaan medis untuk pasien penderita Parkinson?
8.      Bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyakit Parkinson?
9.      Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menderita penyakit Parkinson.

TUJUAN PENULISAN

            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit Parkinson dan untuk memenuhi tugas matakuliah MB 1



BAB II


DEVINISI

      Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).
penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneretif progresif yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mepunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas subtansi nigra pars kompakta, di tambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies, Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipotahalamus, korteks cerebri, motor nukleus dari saraf kranial, sistem saraf otonom
      Penyakit Parkinson merupakan suatu ganguan neurologist progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor pada saat istirahat, dan kekuatan otot.

ETIOLOGI

            Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di antaranya ialah infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum di ketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
            Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigara. suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
            Beberapa  hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:
1.         Usia
     insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahu. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit perkinson.
2.      Geografi
     Di Libya 31 dari 100.000 orang, di Buinos aires 647 per 100.000 orang. Faktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geogerafis ini termasuk adanya perbedaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor lingkungan.
3.    Periode
     Fluktuasi jumlah penderita penyakit partinson tiap periode mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupun gaya hidup.
4.    Genetik
     Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningkatkan faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
5.    Faktor Lingkungan
a.    Perkerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan mental yang lebih tinggi dan lama
b.    Infesi
Paparan Virus influenzaintrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi penyakit parkinso melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan menunjukan adanya kerusakan subtansia nigra oleh infeksi nocaridia astroides.
c.    Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan setress oksidatif, salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson, sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif.
d.   Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penykit parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar
e.    Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan setress dihubngkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolimin yang memacu stress oksidatif.

PATOFISIOLOGI

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang di sebut genglia  basalis. Jika otak merintahkan suatu aktifitas (misalya mengakat lengan) maka sel-sel saraf didalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. ganglia basalis mengelolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang menyampaikan informasi yang telah di olah kembali ke korteks oatak besar.
      Keseluruhan sinyal tersebut di antarkan oleh bahan kimia neurotrasmiter sebagi implus listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotrasmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.
      Kadang penyebabnya diketahui. pada beberapa kasus, parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitas karena firus ( suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). kasus lainnya

 Tanda Dan Gejala

4 Tanda-tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson:
1.    Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka)
2.    Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan / atau tubuh badan – Rigidity)
3.    Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia)
4.    Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan jatuh.
Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur.Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
                  Pada sepertiga penderita Penyakit Parkinson, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.
                  Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
                  Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.

KOMPLIKASI

Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu          :
·         Demensia
·         Aspirasi
·         Trauma karena jatuh.

Data Penunjang

·      Neuropatologi
  Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).
·      Pemeriksaan neuropsikologik
  Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa.
·      CT Scan dan MRI
  Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kwantifikasi perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit alzheimer.
·      EEG
  Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada  lobus frontalis yang non spesifik.
·      PET (Positron Emission Tomography)
  Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi.
·      SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
  Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.

 penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
1.    Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin.
2.    Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
3.    Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.
4.    Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.
5.    Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.


 ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.
1.    Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.
2.    Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
3.    Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4.    Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5.    Kaji tanda depresi.

Pemeriksaan Fisik

1.    Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

2.    Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)

3.    Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi

4.    Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

5.    Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

6.    Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

7.    Mengkaji fungsional klien
a.    KATZ Indeks Termasuk katagori yang mana:
Ø Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.
Ø Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
Ø Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
Ø Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.

b.    Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO
FUNGSI
SKOR
KETERANGAN
1
Mengendalikan rangsang pembuangan tinja
0

1

2
Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).
Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).
Terkendali teratur.
2
Mengendalikan rangsang berkemih
0

1

2
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
Mandiri
3
Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)
0

1
Butuh pertolongan orang lain

Mandiri
4
Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)
0

1




2
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.
Mandiri
5
Makan
0
1

2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
6
Berubah sikap dari berbaring ke duduk
0
1

2

3
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bias duduk
Bantuan minimal 1 orang.

Mandiri
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20        : Mandiri
12-19   : Ketergantungan ringan
9-11     : Ketergantungan sedang
5-8       : Ketergantungan berat
0-4       : Ketergantungan total

Diagnosis keperawatan

 


  Intervensi

Dx.1  Tujuan : meningkatkan mobilitas
Kriteria Hasil:
1.    Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun.
2.    Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis.
3.    Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
4.    Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.
5.    Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
6.    Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
7.    Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang.
8.    Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.









Dx.2  Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Kriteria Hasil:
1.    Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
2.    Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.
3.    Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.
4.    Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan.
5.    Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack).
6.    Monitor berat badan.

Dx.3 Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
Kriteria Hasil:
1.    Jaga komplikasi pengobatan.
2.    Rujuk ke terapi wicara.
3.    Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.
4.    Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam kalimat setiap bernafas.
5.    Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.

3.5  Evaluasi
Ø  Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.
Ø  Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.
Ø  Tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami







BAB III


KESIMPULAN

Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency Belakang Masalah.                 
Tanda dan gejala yang timbul biasanya adalah tremor,kekakuan, melemahnya gerakan,akinesia/bradikinesia,ketidakseimbangan.Penyeba penyakit ini adalah usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio serebral.Penatalaksanaan medis yaitu Antikolinergik ,Levodopa,Bromokiptin,Amantidi.

SARAN

            Orang yang menderita Parkinson ini harus segera dilakukan pengobatan baik dengan terapi obat kimia atau herbal.Selain itu juga harus memperhatikan etiologi seperti ras genetik,toksin usia serta gejala yang muncul seperti tremor,ketidakseimbangan daya tahan tubuh.Oleh karena itu dijaga keadaan tubuh kita dalam memenuhi gizi yang cukup.














DAFTAR PUSTAKA


 (Inggris)"Protein kinases CK1 and CK2 as new targets for neurodegenerative diseases". Instituto de Quimica Medica-CSIC; Perez DI, Gil C, Martinez A.. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20577972. Diakses pada 7 Juli 2010.
Dittmar T, Z̈änker KS. 2009. Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag.
Arenas, et al. 2008.Penyakit Parkinson.jakarta
file:///G:/obat%20parkinson.htm

Tidak ada komentar: