Pages

Minggu, 06 April 2014

MAKALAH HIPEREMESIS

MAKALAH HIPEREMESIS




PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning sickness, dialami sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (edelman, 2004;quenland, 2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05% sampai 2% dari semua kehamilan (Simpson;at all;2001;koren,at all;2002;paauw,at all;2005). Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar elektrolit (old,2000;Nick helin 2004; edelman, 2004;paawi, at all;2005). Hiperemesis gravidarum dapat mulai terjadi pada minggu ke 4-10 kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu.
1.2.   Tujuan

1.      Tujuan umum

Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum .

2.      Tujuan khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian dari hiperemesis gravidarum .
Mahasiswa mampu mnjelaskan dan memahami tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum .
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum .

1.3.Ruang lingkup

Makalah ini membahas tentang  askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum .

1.4.Metode penulisan

Kelompok kami menggunakan metode layanan internet dan resume dari buku.






BAB II

PEMBAHASAN

 2.1 A. Definisi


Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
Haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
      Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

2.2.Etiologi
   Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
  1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
  2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
  3. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
  4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

 

 

2.3.Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. 

  2.4.Tanda dan gejala

   Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

Tingkatan I (ringan)

*       Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
*       Ibu merasa lemah
*       Nafsu makan tidak ada
*       Berat badan menurun
*       Merasa nyeri pada epigastrium
*       Nadi meningkat sekitar 100 per menit
*       Tekanan darah menurun
*       Turgor kulit berkurang
*       Lidah mengering
*       Mata cekung

2.  Tingkatan II (sendang)

*       Penderita tampak lebih lemah dan apatis
*       Turgor kulit mulai jelek
*       Lidah mengering dan tampak kotor
*       Nadi kecil dan cepat
*       Suhu badan naik (dehidrasi)
*       Mata mulai ikterik
*       Berat badan turun dan mata cekung
*       Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
*       Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

  3.  Tingkatan III (berat)

*      Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
*      Dehidrasi hebat
*      Nadi kecil, cepat dan halus
*      Suhu badan meningkat dan tensi turun
*      Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
*      Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

2.5. Uji diagnostik


Data laboratorium :
·         kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
·         hemoglobin dan hematokrit menurun
·         urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang  adanya protein
·         kadar vitamin dalam darah menurun
·         BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
LFT
                                                                           
2.6 G.   Penatalaksanaan
*      Pemberian antiemetik
*      Dipuasakan selama masih muntah
*      Monitor intake dan output
*      Obat-obatan
Ø  Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
o   Isolasi
Ø  Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik, catat cairan yang keluar dan masuk.
o   Terapi psikologik
Ø  Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
o   Cairan parenteral
Ø  Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.
o   Penghentian kehamilan 
Ø  Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur, usahakan mengadakan pemeriksaan medik atau psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

Diet
a).Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b).Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c)   Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
  

2.7. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN     HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A.Pengkajian


1.      Pengkajian Data Subjektif

a.       Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b.      Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c.       Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal, dan komplikasi
d.      Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e.       Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi, kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f.       Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, dll
g.      Riwayat diet: khususnya intake cairan
h.      Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i.        Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j.        Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.



2.Pengkajian Data Objektif

a.       TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya nafas bau aseton
b.      Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c.       Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d.      Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e.       Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f.       Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g.      Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih
h.      Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan)

B.     Diagnosa Keperawatan


1.      Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake   cairan    yang tidak adekuat
2.      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetap
3.      Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janin

C.    Intervensi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan I


Kriteria Hasil:
·         Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
·         Klien tidak muntah lagi
·         Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat


Intervensi:
a.       Kaji status intake dan output cairan
Rasional : Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi intervensi
b.      Timbang BB setiap hari
Rasional :Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan
c.       Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
Rasional : mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa

Diagnosa Keperawatan II

Kriteria Hasil:
·         Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuat
·         Klien tidak mengalami mual muntah
·         Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan
Intervensi:
a.       Batasi intake oral selama 24 – 48 jam
Rasional: Pembatasan dianjurkan untuk klien agar lambung istirahat
b.      Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
Rasional: Dapat menstimulasi mual dan muntah
c.       Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasien
Rasional: Nutrisi dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan janin
d.      Pantau TFU dan DJJ
Rasional: Malnutrisi klien berdampak terhadap pertumbuhan janin dan mengakibatkan kemunduran perkembangan janin

3.Diagnosa Keperawatan V


Kriteria Hasil:
Klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin
Intervensi:
a.       Perlihatkan sikap menerima  rasa takut klien
Rasional: Sikap menerima rasa takut klien memungkinkan komunikasi terbuka
b.      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan kekhawatirannya
Rasional: Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
c.       Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping
Rasional:  Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit dan efek-efeknya 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan.



   DAFTAR PUSTAKA


Hudono, S.T.: Peranan Psikosomatik pada Hyperemesis Gravidarum. Naskah Lengkap Kongr. Obstet. Ginek. Indon. Kedua. Surabaya, 1973.
Hamilton, P, M, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, cetakan 1, Jakarta : EGC.



Tidak ada komentar: